Melonjaknya harga beras khususnya di Kabupaten Kuningan, membuat bingung para pedagang kupat tahu (hucap), makanan khas Kuningan. Hasil pemantauan di lapangan, harga beras di pasaran sudah mencapai kisaran Rp. 8.500,- (Delapan ribu lima ratus rupiah) sampai Rp. 9.000,- (Sembilan ribu rupiah) / kilogram.
Seperti yang diungkapkan Warsan (53 tahun), pedagang kupat tahu di Pasar Baru Kuningan, dia merasa bingung dengan lonjakan harga beras yang terjadi saat ini. Pasalnya selain tahu, beras merupakan salah satu bahan dasar pembuatan kupat tahu, jika harganya terus naik, maka terjadi penurunan pendapatan. Dikatakannya, bahwa keuntungan yang diperoleh saat ini tak sebanyak pada saat harga beras stabil. Namun demikian, Warsan terus semangat berjualan, meskipun keuntungan yang diperoleh relatif kecil.
Ditanya soal beras miskin (raskin) yang harganya lebih murah, apakah bisa dijadikan bahan alternatif pembuatan kupat, agar bisa menambah keuntungan. Warsan mengatakan, bahwa beras miskin untuk sementara ini belum bisa dijadikan bahan baku kupat, karena kualitasnya yang kurang baik, warnanya kusam dan beraroma tak sedap. Lagipula raskin jumlahnya terbatas, hanya cukup untuk dikonsumsi.Di tengah keluh kesahnya soal harga beras, Warsan berharap agar dalam waktu dekat bisa segera stabil dan pemerintah segera mencari solusi, misalnya melalui operasi pasar.
Sementara itu, lonjakan harga beras yang terjadi saat ini, menurut Arsan, mungkin karena masih jauhnya waktu panen, sehingga suplay beras terbatas. Belum lagi adanya permainan harga oleh para tengkulak. (mckuningan/dink sa)
0 comments:
Post a Comment